Copyright © Jejak Karya
Design by Dzignine
Rabu, 04 Februari 2015

Sajak Pena Biru

Assalamualaikum kawan..
Bagaimana kabar kawan semua? Sedang dalam waktu luang atau merasa dikejar waktu seperti aku? Haha.. Apapun waktu kalian, terima kasih sudah meluangkan waktu untuk menengok rumah karyaku ini. Aha, dalam kesempatan kali ini aku akan menampilkan beberapa karyaku dan teman Pena Biru. Sudah tahu kan siapa saja kawanku di Pena Biru? Aku membahasnya di postinganku sebelumnya. Jika kawan belum tahu, silahkan mencari di postingan sebelum ini, oke?
Kali ini aku akan menyajikan karya dalam bentuk sajak. Yap, puisi. Puisi ini kai buat dengan cara estafet seperti sebelumnya saat kami membuat cerpen. Memang sulit menyatukan empat ide menjadi satu puisi dengan satu alur. Tapi inilah kami dengan keunikan dan khas masing-masing, selalu ada karya baru yang dapat dinikmati oleh kawan semua. Semoga Pena Biru lebih bisa istiqomah ya kawan dalam berkarya. Oke, tanpa panjang lebar ini dia persembahan dari Pena Biru :

Saat aku terdiam
Saat itu pula purnama mempesona diri
Saat akal ini tak lagi singkron dengan hati
Saat itu pula angin membisikkan kabar tentangmu,
yang telah lama ku nanti
Sabtu, 20 September 2014

Pemuja Rahasia

Kawan, ini adalah sebagian kecil karyaku bersama "Pena Biru". Tim penulis yang beranggotakan Aleya (Asmaul Hidaya), Fifi Tiara (Fifi Tiara Miftahul Janah), Tasmeera E. B. (Fuadati Mushaffa), dan Lathifa Za (aku sendiri). Aku menemukan kebersamaan dengan mereka sejak aku masih duduk di bangku kelas 2 SMA. Masih dini memang, tapi kami yakin bahwa suatu hari kami akan membuat mimpi kami menjadi seorang penulis menjadi kenyataan.
Yang satu ini adalah cerpen (cerita pendek) hasil karyaku dan Fifi Tiara. Kami menuliskan kisah ini secara estafet saat mata pelajaran ketrampilan otomitif berlangsung hari ini. Agar tidak merasa kantuk, aku dan Fifi mencoba hal baru dengan menulis cerpen estafet pada selembar kertas hasil meminta teman. Ingin tahu hasil keusilan kami? Ini dia..

Siang ini matahari sedang gencar-gencarnya memanaskan bumi. Membuatku malas dengan yang kulakukan saat ini. Mata pelajaran otomotif yang sebenarnya tak satupun kupahami, harus kuikuti demi beberapa angka tanda prestasi. Untungnya ada dia disini. Faisal, teman sekelasku yang telah lama menjadi bagian dunia khayalku.
Rabu, 23 Juli 2014

Rindu Siang Malam #2

Pagi ini adalah pagi pertamaku di Kota Buku, Yogyakarta. Satu-satunya hal yang aku lakukan di hari pertamaku ini adalah pergi ke sekolah yang tentunya juga baru. Entah energi apa yang merasuki sukmaku, hingga aku merasa sangat bersemangat untuk melangkahkan kaki kecilku ke sekolah. Padahal aku belum mengetahui seperti apa rupa sekolah yang akan menjadi sandaranku menimba ilmu tiga tahun kedepan. Rasanya ada saja magnet yang menarikku untuk bergegas pergi ke sana.
Tepat pukul 06.30 WIB, usai sarapan bersama Nina, saudara tiriku, aku keluar dari pekarangan rumah. Ku raih sepeda baru warna biru yang akan mengantarku menuju harapan baru. Tak ada wangi udara seharum udara pagi ini. Entah parfum apa yang di gunakan sang surya saat menebar sinarnya. Kurasakan kayuhan pertama yang tak seberat anganku. Perlahan menular ke kayuhan demi kayuhan berikutnya, hingga semua terasa ringan. Lagu  kesukaanku yang mengalun lirih lewat earphone yang tersambung dengan MP3, menambah sedap pagi ini. Gerbang sekolah telah menanti, seakan ingin memelukku sebagai ucapan selamat datang.
Rabu, 30 April 2014

The Journey of My Love Part 3



Dunia terasa tidak adil bagiku. Aku sudah capek dengan semua ini,ternyata semua cowok sama saja. Aku ingin melupakan semuanya dan melakukan aktifitasku sehari-hari tanpa seorang pacar.
Drrrttt.... hp ku bergetar tanda ada pesan masuk.
To: Ghea
Malam, apa kbr?
Hatiku berdesir membaca SMS itu. Reno? Ternyata dia masih ingat denganku? Aneh kanapa aku senang sekali.

The Journey of My Love Part 2



Benar saja tiga hari setelah aku putus dengannya, Rika memberikan informasi padaku kalau ternyata orang tua Reno bercerai. Aku shocked mendengar informasi tersebut. Perasaanku mulai tak keruan, menyesal, marah pada diriku sendiri, bingung harus berbuat apa. Tapi aku juga kecewa dengan sikapnya padaku, sebelum aku putus darinya banyak informasi yang kuterima kalau Reno sedang dekat dengan si A, si B, si C, dan si si yang lain. Hati cewek mana yang tidak sakit diperlakukan seperti itu dan setiap aku menanyakan tentang kebenaran semua cerita itu pada Reno, dia selalu bilang kalau itu hanya temannya. Haahh.. entahlah aku mulai muak dengan semua ini.