Part 1

Kios yang
buka mulai pukul 09.00 sampai 18.30 itu milik sebuah keluarga kecil yang
tinggal di sebelah kios itu. Sebut saja Yuvan. Anak pertama dari 2 bersaudara
itu memang anak yang rajin dan selalu membantu orang tuanya. Ayahnya hanya
sebagai guru honorer yang sewaktu-waktu bisa di pecat. Ibunya yang mengelola
kios Fruits n’ Flowers Shop itu berharap bisa membantu penghasilan ayahnya.
“Assalamu’alaikum
mas, sudah selesai membereskan kiosnya? Makan malamnya sudah siap” seorang
gadis kecil tiba-tiba muncul dan berbicara padanya.
“Wa’alaikumsalam,
iya Sari sebentar lagi selesai. Sari mau bantu? Supaya cepat selesai”
Seorang
gadis kecil yang di panggilnnya Sari adalah adik bungsunya. Sari masih ber usia
8 tahun.Kakak beradik itu segera menyelesaikan pekerjaan mereka agar segera bisa
makan malam.
* * * * *
Keesokan
harinya......
Hari ini
adalah hari pertama Yuvan masuk di sekolah barunya. SMP 1 Tunas Negeri. Ia dan
teman-temannya segera mencari kelas mereka masing-masing.Yuvan berada di kelas favorit. Teman-teman Yuvan mengucapkan
selamat atas hal itu. Yuvan melangkah dengan pasti menuju kelas favorit itu.
Hari pertama masuk sekolah begitu menyenangkan dengan perkenalan. Karena asyik
dengan kelas barunya. Hal ini membuat Yuvan terlambat keluar kelas. Sehingga
teman-teman yang tadi menantinya sudah meninggalkannya pulang.
Akhirnya Yuvan pulang sendirian
dengan sepeda kesayangannya yang di belikan ayahnya waktu dia kelas 5. Namun,
hati yuvan merasa aneh, gelisah dan takut. Pasalnya, dari depan gerbang sekolah
sampai beberapa meter sebelum sampai di rumahnya ada sebuah motor yang di
kendarai oleh seorang gadis mengikutinya.
Kegelisahan itu berakhir saat
Yuvan tiba di depan rumah. Motor itu berhenti di depan kios ibu nya. Gadis itu
turun dari motor dan melepas helm yang ia kenakan. Seseorang itu kemudian
mengucap salam di depan kios. Yuvan menunggu beberapa saat, menanti jawaban
salam dari ibunya. Namun, tak kunjung ada jawaban.
Akhirnya Yuvan menuju kios
ibunya dan menjawab salam gadis itu. Jawaban salam yang di ucapkan Yuvan
membuat gadis itu sedikit terkejut.
“Ma’af saya mengagetkan mbak.
Saya tidak bermaksud seperti itu” Yuvan segera meminta ma’af pada gadis itu.
“Iya mas, tidak apa-apa. Ma’af,
bukannya mas bernama Muhammad Yuvan Aditya?” tanya gadis itu dengan lembut.
Yuvan sempat melihat wajah
gadis yang menanyakan namanya itu. Hatinya tak bisa berbohong bahwa gadis itu
memang cantik. Apalagi dengan balutan kerudung putih yang semakin memperkuat
kecantikan si gadis. Namun ia langsung mengucap istigfar dan menundukkan kepala.
Sementara gadis di hadapannya sedang menanti jawaban darinya.
“Hmm... iya mbak. Dari mana
mbak tau?”
“Saya teman satu kelas kamu.
Seragam kita sama kan? Pekenalkan nama saya Kayla” gadis itu memperkenalkan
dirinya dengan menelangkupkan tangan di dada.
“Ma’af mbak saya tidak hafal
dengan mbak. Ada yang bisa saya bantu? Mbak butuh apa di kios ini”
“Kita kan satu kelas. Tidak
enak di dengar kalau kamu panggil saya mbak. lagi pula belum tentu saya lebih
tua dari pada kamu kan?”
“Iya, Kayla. Ada perlu apa? Ada
yang bisa aku bantu?”
“Kamu anaknya pemilik kios ini?
Saya mau 1 kg buah jambu bangkok dan 1 buket bunga aster”
“Iya, aku anaknya bu Halimah.
Pemilik kios ini. Tunggu sebentar, akan aku ambilkan”
Yuvan pergi meninggalkan Kayla
untuk mempersiapkan apa yang ia minta.
Beberapa saat kemudian yuvan
keluar dengan membawa satu tas plastik warna hitam dan satu buket bunga aster
sesuai dengan apa yang di minta Kayla.
“Ini pesanannya” sambil
memberikan apa yang dia bawa.
Tiba-tiba seorang perempuan
kira-kira berusia 45 tahun keluar dari rumah Yuvan menuju kios. Ya, perempuan
itu adalah ibu Halimah. Ibu dari Yuvan.
“Assalamu’alaikum... sudah lama
nak Kayla?”
“Wa’alaikumsalam, Bu Halimah.
Lumayan, untung ada anak ibu yang bantu”
“Ma’af, ibu baru saja masak
untuk keluarga. Sebentar lagi kan ayahnya pulang jadi harus sudah siap makan
siangnya. Oh iya, kenalkan ini anak ibu, namanya Yuvan”
“Iya bu. Saya sudah kenal. Dia
teman satu kelas saya, tapi baru kenalan di kios ini”
Yuvan yang dari tadi hanya diam
saja dan baru saja menjadi topik bicara dua orang itu mulai bicara.
“Ibu, Ibu kenal dengan Kayla?”
“Ya jelaslah van. Dia itu
anaknya majikan ibu, sebelum ibu buka kios ini. Dia juga pelanggan tetap di
kios ini”
“Owh... begitu. Ya sudah, saya
masuk dulu bu. Mau gati baju dulu. Kayla, permisi”
Yuvan
masuk ke rumahnya dan meninggalkan ibu dan teman barunya itu berbincabg-bincang
di teras kios.Bersambung...
0 komentar:
Posting Komentar