Copyright © Jejak Karya
Design by Dzignine
Kamis, 15 Agustus 2013

Lonceng Kerinduan Part 4



Pucuk di cinta ulam pun tiba. Mungkin pepatah itu yang tepat untuk menggambarkan suasana saat itu. Ayah dan ibu Kayla memang setuju dengan Yuvan. Karena mereka tau bahwa Yuvan adalah anak ynga baik dan akan selalu menjaga Kayla. Hal ini terbukti minggu depan Yuvan akan di ajak Ayah dan Ibu Kayla ke ebuah pantai dekat tempat tinggal mereka...
Saat di Pantai.....
Kayla, Yuvan, Ardi dan Zahra mereka berempat bergandengan tangan dan berteriak sekeras-serasnya untuk melepas masalah mereka. Namun, kegiatan itu berakhir ketika Ayah Kayla memanggil Ardi dan Zahra untuk membantu menyiapkan makanan.
Saat itu Yuvan sedang berada tidak jauh dengan Ayah dan Ibu Kayla. Tidak lupa di samping Yuvan tentu ada Kayla. Kali ini Yuvan ingin membicarakan sesuatu pada Kayla.
“Kay, aku mau kamu tahu kenyataan keadaan ekonomi keluargaku”
“Aku tahu, dan aku sangat paham. Lalu apa masalahnya?”
“Aku dapat biasiswa sekolah di Jakarta. Dan mengingat keadaan ekonomi keluargaku yang tidak semapan keluargamu. Aku nggak bisa menolak biasiswa itu. Dan dengan berat hati aku harus tinggalin kamu untuk beberapa saat”
“Van, aku sedih dengar kabar dari kamu. Tapi, aku juga seneng. Karena kamu bisa sekolah di sana”
“Tapi tenang. Aku akan selalu kasih kabar ke kamu tentang keadaan aku disana. Kay, aku ada sesuatu buat kamu”
“Apa?”
Yuvan mengeluarkan kotak berwarna pink. Warna pink adalah warna kesukaan Kayla.
“Apa ini  Van?”
“Buka aja, kamu akan tahu. Aku harap kamu seneng”
Pelan-pelan Kayla membuka kotak warna pink dari Yuvan. Sebuah buku harian warna pink, sebuah kalung dengan leontin berbentuk hati, dan sebuah lonceng.
“Lonceng?” tanya Kayla heran.
“Ya, lonceng. Buku harian itu untuk tulis apapun yang kamu rasain dan cerita-cerita  bagus di hari-hari kamu. Kalung itu, Cuma untuk simbol, bahwa aku masih sama kamu. Dan lonceng itu, lonceng itu akan berbunyi saat aku kangen sama kamu”
Emang bisa”
“Bisa donk, kita kan punya ikatan batin, heheheh..... Kay, aku akan berangkat besok jam 08.00 pagi. Kamu gak usah ngantar aku. Aku tahu besok kamu ada tes kan? Aku akan sms kamu aja. Okey?”
“Iya. Semangat ya di sana? Aku pasti tunggu kamu”
* * * * * * *
Keesokan harinya.....
            Yuvan berangkat dengan menggunakan bus tujuan Jakarta. Sebelum berangkat Yuvan mengirim pesan singkat pada Kayla untuk memberi kabar bahwa dia akan berangkat. Meski saat itu cuaca sedang tidak bagus. Namun, hujan badai saat itu tidak mengurungkan niat Yuvan untuk berangkat.
            Sore hari sekitar jam 16.00 di rumah Kayla.....
            Kayla sedang asyik membaca buku di ruang tamu. Tiba-tiba ada yang memecet bel rumahnya. Saat itu hanya satu hal yang terlintas di benak Kayla. Siapa yang bertamu di saat hujan deras seperti ini? Dan saat membuka pintu, Kayla sangat terkejut melihat orang yang berdiri di depan pintu rumahnya. Yuvan, dialah yang bertamu ke rumahnya. Diadatang dengan badan basah kuyub dan wajah yang pucat.
            “Van, kamu nggak jadi berangkat? Kok kamu ada di sini? Kamu kehujanan pula, ganti baju dulu nanti baru kita bicara. Kamu langsung ke kamarku saja. Aku akan ambilkan handuk dan baju ganti milik Ardi yang tertinggal di sini. Oh oya, kamu mau minum apa? Teh hangat ya?”
            Dari sekian banyak kata yang di ucapkan oleh Kayla, tak satupun di jawabnya. Kayla yang saat itu bingung juga tak merasa aneh dengan hal itu. Ia beranggapan bahwa, mungkin saja Yuvan kedinginan dan malas bicara.
            Setelah menagmbilkan handuk dan baju ganti Kayla segera membuatkan minum untuk Yuvan. Saat Kayla akan menuangkan air panas ke gelas, Hp Kayla berdering.  Ardi, dialah orang yang menelfon. Ada apa, sampai Ardi menghubunginnya? Mungklin ada masalah? Kayla juga ingin memeberi tahukam bahwa Yuvan ada di rumahnya.
            “Assalamu’alaikum Ar, ada apa?” Kayla memulai pembicaraan.”
            “Kay, kamu udsh tahu kabar terbaru tentang Yuvan?”
            “Yuvan? Kenapa?”
            Kayla bingung kabar apa tentang Yuvan? Padahal Yuvan ada di rumahnya.
            “Yuvan. Saat di perjalanan kecelakaan, dan tidak ada korban yang selamat”
            Kata-kata Ardi bagai petir yang menyambar hatinya. Bagaimana tidak? Yuvan baru saja ia lihat dan sekarang sedanga ada di kamarnya? Jika memang kabar yang di berikan Ardi benar, lalu siapa yang ada di kamarnya?
            Kayla langsung menutup telfon dan berlari menuju kamarnya dengan bercucuran air mata. Aneh, sangat aneh. Di kamarnya tidak ada siapa-siapa. Yuvan yang tadinya ada di dalam kamar, sekarang sudah menghilang. Kayla menyadari akan hal itu. Iya pun langsung menangis sejadi-jadinya. Namun, dia melihat ada selembar kertas di atas buku harian yang di berikan oleh Yuvan.



Untuk kekasihku Kayla....
Janganlah kamu menangis ketika aku jauh dari mu.. karena aku pergi hanya sementara.. tak untuk selamanya.. aku akan selalu menyayangi dan mencintaimu di sini... hapuslah air mata di pipimu... aku tak ingin ada kesedihan...
Jangan khawatir aku akan melupakanmu, aku di sini akan selalu merindukanmmu... ketika aku merindukanmu lonceng yang ku berikan pada mu itu akan berbunnyi. Dan itu tandanya aku sedang rindu padamu. Saat itu pegang erat kalung pemberianku...
Dari kekasihmu Yuvan...


Surat pendek itu semakin membuat Kayla sedih. Surat pendek itu berasal dari Yuvan dengan tulisan tinta merah. Ia langsung membuka lemari dan mencari kotak pink pemberian Yuvan. Di situlah ia menyimpan Kalung dan lonceng itu. Ketika ia sudah menemukan kotak itu dan akan membaca surat kecil tadi, surat itu sudah tidak ada di tempat. Dia menyadari ada yang lebih kehilangan darinya. Orang tua Yuvan akan lebih kehilangan. Namun, ia sedikit menyesali. Mengapa kebersamaan yang baru berlangsung harus berakhis begitu cepat.
* * * * * * *
            Suatu malam ketika Kayla sedang belajar.....
            Waktu menunjukkan pukul 20.30. tiba-toba lonceng yang tergantung di atas meja belajarnya berbunyi. Ia tahu bahwa saat itu Yuvan sedang merindukannya. Kemudian Kayla segera meraih kalung yang ia kenakan dan menggenggamnya dengan erat dan berkata.
            “Tenanglah Yuvan... aku juga rindu pada mu.... aku sayang kamu..”
            Sesaat kemudian lonceng itu berhenti berbunyi...
            Kejadian itu berulang di malam-malam yang lain. Namun, Kayla tak merasa takut atau pun risih. Karena ia tahu bahwa itu adalah tanda bahwa Yuvan masih sayang dan mencintai dirinya.
***The End***
 



 

0 komentar:

Posting Komentar