Keesokan harinya........
Hari ini Yuvan datang lebih awal dari biasanya, karena
mulai hari ini kegiatan khusus kelas Faforit akan di mulai. Kegiatan itu adalah
les tambahan khusus dengan standart internasional.
Sesamapainya di kelas Yuvan melihat hanya ada satu anak.
Anak tersebut tak lain adalah Kayla. Dengan sedikit gugup Yuvan masuk ke kelas
dan mengucap salam pada Kayla dengan senyum manisnya. Setelah meletakkan tas di
kursinya Yuvan keluar ruangan. Ia tak ingin ada fitnah yang timbul jika ia dan
Kayla di dalam kelas. Jujur saja sejak pertemuan pertamanya dengan Kayla, Yuvan
tak tahu mengapa dia biasanya tiba-tiba terpikir Kayla. Sebelumnya Yuvan tidak
pernah seperti itu.
Bel tanda masuk pun berbunyi. Yuvan dan teman-temannya
masuk ke kelas. Saat ini adalah jadwal mata pelajaran Seni Budaya. Kali ini ada
tugas membuat karya seni dari bahan-bahan bekas. Dalam tugas ini Yuvan 1
kelompok dengan Kayla.
Jam berlalu begitu cepat, tak terasa waktu sudah
menunjukkan pukul 14.00 WIB. Waktunya untuk pulang. Saat akan meninnggalkan
kelas Yuvan mendengar ada yang memanggilnya. Kayla lah yang memanggilnya.
“Yuvan, Yuvan”
“Ada apa Kay? Kamu panggil aku?”
“Iya.
Van, aku mau minta nomer Hp kamu boleh? Bukan apa-apa, hanya mempermudah untuk
mengerjakan tugas kita. Boleh?”
“Boleh..
Kay, aku juga bolehkan minta nomer kamu?
“Tentu”
“Makasih
ya Kay? Aku pulang dulu. Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam..”
Sejak
saat itu Yuvan selalu berkomunikasi dengan Kayla. Entah itu membicarakan
pesanan bunga maupun tugas di sekolah. Sampai pada suatu malam. Yuvan merasa
ada yang mengganjal di hatinya. Hatinya selalu menuntunnya untuk mengirim pesan
singkat atau sms pada Kayla. Namun, ia tak tahu apa yang akan di bicarakan pada
Kayla. Akhirnnya Yuvan memberanikan diri untuk mengirim pesan singkat pada
Kayla.
“Assalamu’alaikum... Kayla maaf jika aku mengganggu kamu malam-malam..”
“Waalaikumsalam, gpp.
Aku juga nggak sibuk. ada yang bisa di bantu?”
“emh, nggak. Aku Cuma
maungecek nomer yang kamu masih aktif atau enggak. Ya udah, gitu aja. Cepetan tidur,
udah malam. Nggak baik gadis tidur malam-malam. Selamat tidur.”
“Wa’alaikumsalam...”
Kayla
yang kebingungan dengan kelakuan Yuvan yang aneh hanya tersenyum kecil dalam
kamarnya. Sementara itu Yuvan, sudah merasa lega dengan Kayla mau membalas
smsnya.
* * * * * * * *
Tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat.
Yuvan dan Kayla telah naik ke kelas IX. Lagi-lagi Yuvan dan Kayla tetap satu
kelas, yaitu di kelas favorit. Yuvan dan Kayla semakin dekat. Bukan hanya Kayla
sering ke kios Fruits n’ Flowers milik ibu Yuvan untuk membeli bunga aster
kesukaanya, Yuvan juga sering ke rumah Kayla untuk belajar bersama dengan
teman-teman yang lain.
Perasaan
yang dulu di rasakan Yuvan saat duduk di bangku kelas VII semakin kuat.
Perasaan yang dirasa itu memang lazim di rasakan seorang yang sedang puber
alias remaja. Ia semakin yakin, bahwa apa yang ia rasakan bukan
hannya perasaan yang hanya seperti angin lewat. Namun, Yuvan tak ingin merusak
persahabatan yang sudah terbangun begitu lama.
* * * * * * *
UAN telah
berlalu......
Saat-saat
yang bisa di bilang free bagi siswa kelas IX. Hanya menanti dengan harap-harap
cemas hasil UAN. Jam pulang pun bagitu cepat. Jam 09.00 WIB samua
siswa kelas IX sudah di perbolehkan meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah
masing-masing.
Kebiasaan
Kayla tak berubah. Ia selalu menyempatkan waktu saat pulang sekolah untuk pergi
ke kios milik ibu Yuvan. Ya, tetap kesukaannya. Bunga aster pillihannya.
Bagaimana dengan perasaan Yuvan saat kelas VII?? Apakah masih sampai
sekarang???
Setiap
orang pernah merassakan cinta. Karena cinta adalah suatu rasa anugrah dari
Tuhan. Begitupun Yuvan, ia mengerti dan paham apa yang ia rasakan. Tapi, dia
tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkannya pada sang gadis pujaan.
Kayla. Itu namanya.....
Ia menunggu
saat yang tepat dan menata mental agar tak belepotan saat mengungkapkan
perasaanya pada Kayla. Ia tahu itu berat. Tapi, jika di pendam sendiri itu
lebih berat. Ia merasa bahwa apa yang dia rasakan itu wajar. Apa pun jawban
dari Kayla akan dia terima. Karena itu adalah kebahagiaan Kayla. Kebahagiaan
Kayla baginya juga kebahagiaannya.
Kembali
ke kios fruits n’ flowers shop......
Di sana
tampak Kayla dan Yuvan. Bukan untuk mengungkapkan perasaan tapi membeli se
buket bunga aster kesukaannya. Dan inilah saatnya Yuvan berbicara padanya.
“Kay, aku
mau ngomong penting sama kamu. Minggu besok kamu ada acara nggak?”
“Minggu?
Kayaknya aku lagi free. Mau ngomong pa? Kenapa gak sekarang?
“Ehm...
kalau sekarang aku mau... mau... mau ke rumah Ardi. Di taman kota jam 9 pagi. Mmm.....
ajak teman cewek juga ya? Aku juga bakal ajak Ardi”
“Insya’allah
aku usahain bisa. Aku ngajak Aisyah ja ya?”
“Iya,
terserah kamu. Yang penting kamu datang. Kay, ini bunga asternya”
“Makasih ya. Aku pulang
dulu. Salam buat ibu”
Pembicaraan
itu berlagsung cepat. Walau tak selancar yang di rencanakan Yuvan. Sekarang
tinggal menanti hari minggu tiba. Setelah pembicaraan berakhir. Yuvan menuju
kamarnya. Ia membanting tubuhnya ke kasur. Dalam bayangnya hanya ada Kayla dan
apa kata-kata yang akan ia katakan pada Kayla hari minggu. Beberapa
menit kemudian bayangan Kayla telah berpindah dunia dan masuk dalam mimpi indah
Yuvan.
0 komentar:
Posting Komentar