Copyright © Jejak Karya
Design by Dzignine
Selasa, 06 Agustus 2013

Lonceng Kerinduan Part 2



Keesokan harinya........
          Hari ini Yuvan datang lebih awal dari biasanya, karena mulai hari ini kegiatan khusus kelas Faforit akan di mulai. Kegiatan itu adalah les tambahan khusus dengan standart internasional.
          Sesamapainya di kelas Yuvan melihat hanya ada satu anak. Anak tersebut tak lain adalah Kayla. Dengan sedikit gugup Yuvan masuk ke kelas dan mengucap salam pada Kayla dengan senyum manisnya. Setelah meletakkan tas di kursinya Yuvan keluar ruangan. Ia tak ingin ada fitnah yang timbul jika ia dan Kayla di dalam kelas. Jujur saja sejak pertemuan pertamanya dengan Kayla, Yuvan tak tahu mengapa dia biasanya tiba-tiba terpikir Kayla. Sebelumnya Yuvan tidak pernah seperti itu.
          Bel tanda masuk pun berbunyi. Yuvan dan teman-temannya masuk ke kelas. Saat ini adalah jadwal mata pelajaran Seni Budaya. Kali ini ada tugas membuat karya seni dari bahan-bahan bekas. Dalam tugas ini Yuvan 1 kelompok dengan Kayla.
          Jam berlalu begitu cepat, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 14.00 WIB. Waktunya untuk pulang. Saat akan meninnggalkan kelas Yuvan mendengar ada yang memanggilnya. Kayla lah yang memanggilnya.
          “Yuvan, Yuvan”
          “Ada apa Kay? Kamu panggil aku?”
“Iya. Van, aku mau minta nomer Hp kamu boleh? Bukan apa-apa, hanya mempermudah untuk mengerjakan tugas kita. Boleh?”
“Boleh.. Kay, aku juga bolehkan minta nomer kamu?
“Tentu”
“Makasih ya Kay? Aku pulang dulu. Assalamu’alaikum..”
“Wa’alaikumsalam..”
Sejak saat itu Yuvan selalu berkomunikasi dengan Kayla. Entah itu membicarakan pesanan bunga maupun tugas di sekolah. Sampai pada suatu malam. Yuvan merasa ada yang mengganjal di hatinya. Hatinya selalu menuntunnya untuk mengirim pesan singkat atau sms pada Kayla. Namun, ia tak tahu apa yang akan di bicarakan pada Kayla. Akhirnnya Yuvan memberanikan diri untuk mengirim pesan singkat pada Kayla.
Assalamu’alaikum... Kayla maaf jika aku mengganggu kamu malam-malam..”
“Waalaikumsalam, gpp. Aku juga nggak sibuk. ada yang bisa di bantu?”
“emh, nggak. Aku Cuma maungecek nomer yang kamu masih aktif atau enggak. Ya udah, gitu aja. Cepetan tidur, udah malam. Nggak baik gadis tidur malam-malam. Selamat tidur.”
“Wa’alaikumsalam...”
Kayla yang kebingungan dengan kelakuan Yuvan yang aneh hanya tersenyum kecil dalam kamarnya. Sementara itu Yuvan, sudah merasa lega dengan Kayla mau membalas smsnya.
* * * * * * * *
 Tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat. Yuvan dan Kayla telah naik ke kelas IX. Lagi-lagi Yuvan dan Kayla tetap satu kelas, yaitu di kelas favorit. Yuvan dan Kayla semakin dekat. Bukan hanya Kayla sering ke kios Fruits n’ Flowers milik ibu Yuvan untuk membeli bunga aster kesukaanya, Yuvan juga sering ke rumah Kayla untuk belajar bersama dengan teman-teman yang lain.
Perasaan yang dulu di rasakan Yuvan saat duduk di bangku kelas VII semakin kuat. Perasaan yang dirasa itu memang lazim di rasakan seorang yang sedang puber alias remaja. Ia semakin yakin, bahwa apa yang ia rasakan bukan hannya perasaan yang hanya seperti angin lewat. Namun, Yuvan tak ingin merusak persahabatan yang sudah terbangun begitu lama.
* * * * * * *
UAN telah berlalu......
Saat-saat yang bisa di bilang free bagi siswa kelas IX. Hanya menanti dengan harap-harap cemas hasil UAN. Jam pulang pun bagitu cepat. Jam 09.00 WIB samua siswa kelas IX sudah di perbolehkan meninggalkan sekolah dan pulang ke rumah masing-masing.
Kebiasaan Kayla tak berubah. Ia selalu menyempatkan waktu saat pulang sekolah untuk pergi ke kios milik ibu Yuvan. Ya, tetap kesukaannya. Bunga aster pillihannya. Bagaimana dengan perasaan Yuvan saat kelas VII?? Apakah masih sampai sekarang???
Setiap orang pernah merassakan cinta. Karena cinta adalah suatu rasa anugrah dari Tuhan. Begitupun Yuvan, ia mengerti dan paham apa yang ia rasakan. Tapi, dia tak punya cukup keberanian untuk mengungkapkannya pada sang gadis pujaan. Kayla. Itu namanya.....
Ia menunggu saat yang tepat dan menata mental agar tak belepotan saat mengungkapkan perasaanya pada Kayla. Ia tahu itu berat. Tapi, jika di pendam sendiri itu lebih berat. Ia merasa bahwa apa yang dia rasakan itu wajar. Apa pun jawban dari Kayla akan dia terima. Karena itu adalah kebahagiaan Kayla. Kebahagiaan Kayla baginya juga kebahagiaannya.
Kembali ke kios fruits n’ flowers shop......
Di sana tampak Kayla dan Yuvan. Bukan untuk mengungkapkan perasaan tapi membeli se buket bunga aster kesukaannya. Dan inilah saatnya Yuvan berbicara padanya.
“Kay, aku mau ngomong penting sama kamu. Minggu besok kamu ada acara nggak?”
“Minggu? Kayaknya aku lagi free. Mau ngomong pa? Kenapa gak sekarang?
“Ehm... kalau sekarang aku mau... mau... mau ke rumah Ardi. Di taman kota jam 9 pagi. Mmm..... ajak teman cewek juga ya? Aku juga bakal ajak Ardi”
“Insya’allah aku usahain bisa. Aku ngajak Aisyah ja ya?”
“Iya, terserah kamu. Yang penting kamu datang. Kay, ini bunga asternya”
Makasih ya. Aku pulang dulu. Salam buat ibu”
Pembicaraan itu berlagsung cepat. Walau tak selancar yang di rencanakan Yuvan. Sekarang tinggal menanti hari minggu tiba. Setelah pembicaraan berakhir. Yuvan menuju kamarnya. Ia membanting tubuhnya ke kasur. Dalam bayangnya hanya ada Kayla dan apa kata-kata yang akan ia katakan pada Kayla hari minggu. Beberapa menit kemudian bayangan Kayla telah berpindah dunia dan masuk dalam mimpi indah Yuvan.

0 komentar:

Posting Komentar